Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 25 Oktober 2016

Seandainya bumipun tak lagi sama, dan akupun tak akan pernah menanyakan kenapa, jangankan bertanyaa, menatappun rasanya aku sudah tak mampu. KENAPA.??
Karna aku tau setiap proses pasti mengalami kegagalan, ada saatnya hidup tak cukup untuk di beri senyuman, *apalagi senyum kepalsuan, tapi hidup perlu di ratapi di tangisi dan bahkan di kasihani.
KENAPA.??
yaaa karna banyak hal yang tak sesui dengan harapan keinginan bahkan impian.
KENAPA.?
Dan jalan terbaik adalah bersyukur.^_^
 Wallahu A'lam...

Allah ta’ala berfirman
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ كَلَّا
“Adapun manusia, apabila Rabbnya menimpakan ujian kepadanya dengan memuliakan dan mencurahkan nikmat kepadanya maka dia mengatakan, ‘Rabbku telah memuliakanku’. Dan apabila Dia mengujinya dengan membatasi rezkinya niscaya dia akan mengatakan, ‘Rabbku telah menghinakanku’. Sekali-kali bukan demikian…” (QS. al-Fajr :15-17) Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan “ Tidaklah setiap orang yang Aku (Allah) berikan kemuliaan di dunia dan Kuberikan kenikmatan dunia kepadanya maka itu berarti Aku benar-benar mengaruniakan nikmat yang hakiki kepadanya. Karena sesungguhnya hal itu merupakan cobaan dari-Ku kepadanya sekaligus sebagai ujian untuknya. Dan tidak pula setiap orang yang Aku batasi rezkinya sehingga Aku jadikan rezkinya sebatas apa yang diperlukannya saja tanpa ada kelebihan maka itu artinya Aku sedang menghinakan dirinya. Namun, sesungguhnya Aku sedang menguji hamba-Ku dengan nikmat-nikmat sebagaimana halnya Aku ingin menguji dirinya dengan berbagai bentuk musibah.” (Ijtima’ al-Juyusy al-Islamiyah, hal. 8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar