Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 25 Mei 2017

Selamat malam purnama yang selalu kurindukan Aku tau,engkau merasakan rasa ini Aku tau,engkau menyimpan rasa ini jauh dari kata hamba sempurna yangku utarakan melainkan tak berdaya bahkan hina Aku merindukanmu. Iya merindukanmu aku tak ingin menyampaikan rasa ini kepadamu cukup ia yang tau, dan rasa tentang hati ini Ketahuilah, aku tak pernah benar benar melupakanmu bahkan sedetikpun TIDAK aku hanya tak ingin tuhanku cemburu akan rasaku padamu untuk itu cukup kusampaikan rasa ini padanya yang maha tau ia yang akan menyampaikan rasa ini padamu agar tak ada rasa cemburu baginya Ketahuilah, aku yang tak akan pernah lelah menyampaikan rasa ini padanya . PadaNYA lewat sujud terakhir yang tak pernah lelah aku membujuk rayunya agar ia menyatukanku denganmu purnama yang selalu kunanti.

Kamis, 18 Mei 2017

Wahai hati, jagalah hati semampumu, sekuatmu, sebisamu ketika aku ingin diam, bukan berati aku tak ingin di sapa atau bahkan di acuhkan karena hal terperih ketika berbicara adalah diam dan ketahuilah, bukan juga ana tak ingin menyapamu atau bahkan mendiamkanmu hanya saja, semua yg kubicarakan akan terasa percuma dan sia sia jika itu tak bermanfaat bagi kita atau bahkan malah menimbulkan hal yang membuatmu akan canggung dan bahkan marah ana hanya ingin menjaga hatimu. Iya hatimu hati yang selalu rentan dan bahkan rapuh hati yang selalu mengharap sanjung puji dan bukan caci hati yang ingin selalu di sayang dan bukan di benci tak ada niat lain. Aku hanya akan diam tanpa berkata tanpa suara tp yakinlah . Bisik dalam diamku akan selalu ku sebut namamu. Akan selalu kudoakanmu maafkan aku wahai sahabat.

Minggu, 07 Mei 2017

do'a stelah shlat isyraq

Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku meminta kepadaMu agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah mataharibeserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaanyang wujud pada selain matahari, agar Engkaumenjadikan matahari ma'rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal

Kamis, 04 Mei 2017

Ehemm .. ada yg tau ngk kenapa hari itu selalu berubah yahh jwabannya karna waktu . Kalo ngk ada waktu ya ngk ada hari . Simple kan Kalo kemaren bilng sayang hari ini bilng rindu trus besok bilng benci... nah lohh... ada yang salah sama hari.? Tidak. Yang salah itu yah kata katamu percaya deh . Kalo hati mah susah berubah . Tapi kalo kata . Wadewwwwh . Semenit pun boleh jadi tak sama itu tuh Ma Nu Sia.. Mau dikata kan apalagii.... songs haha ngk mau lanjutin ahh . Bisi baper, soalnya Tuhan ane pesen suruh jaga hatiku untuknya . Ciaaa untuknya . Iylah untuk siapa lagi . Untuk kamu.?? Iyha kamuu.??? Mau berasa kuat anda melunakkan hati saya.? Tinggalin saja uda . Daa hati mah selalu hati . Batu mah emang batu . Keras tapi apa kau tau . Kikisan air dan angin itu melunakkan batu. Butuh waktu yah akang Tak sekeras beban hidup ko.. wkwkwk ciaaaa . Mulai deh mulai 😂😂😂

Rabu, 03 Mei 2017

Dari Imam Thabrani meriwayatkan sebuah hadis dari Ummu Salamah, bahwa Ummu Salamah berkata “Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari bermata jeli?” Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.” Ummu salamah bertanya,“Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?” Beliau menjawab,“Karena salat, puasa, dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’" Dan sedangkan kamu tau bahwa wanita shalihah di dunia hanyalah makhluknya yang sementara dan pasti mengalami mati. Harus menahan amarah dalam hati tanpa harus diungkapkan. Harus menahan godaan dari seorang adam. Harus menahan sakit ketika merindukannya. Harus menahan nafsu dr godaan syaiton. Harus dngan diam ketika mencintainya . Nah loh🙊 ehh... dan karena bidadari di surga tak mendapatkan cobaan itu semua. "…Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat."(H.R. Ath Thabrani).
Hmmmmm,,,, bingung mau cerita apa lagi
tentang hidup gw yang selalu mendramatisir , wkwkw enggak lah yau
bukanya hidup gw yang mendramatisir, tp gw nya ajah yang sok puitis.
puitis nulis cetita yang ngak jelas ,,,. ngak jelasnya gmna???
yahh , ngarang ngarang senyum yang ngak pernah gw lakuin,
dan lo tau itu ,, susaaaaahhhhhh

Susah mah gampang, susah kan belom berarti ngak bisa
dan kalo uda bilang ngk bisa gt juga belom berarti harus nyerah,
eiyyaahh... kesempatan masih ada.
nah lohh, kesempatan ngapain ini?
yahhhhh,, memperbaiki hidup lo mungkin
hidup yang kek gmna?
yehhh, pake nanya, emang hidup lo kek gmna,
intropeksi we sndiri.
wkwkwkw Arggggghhhhh

berasa jadi orang lain kalo uda pake bahasa yang kyak gt,, nulisnya pake otot, uda gt ototnya tegang end then,, down
apa sih fa, apa sihhh fa...mulai deh gajelas ^_^
ngak ngerti yah.??? kasihan. sama gw juga ngak ngerti .

ngakak, mau jadi "bayu skak kw2" kali.wkwkw

Sedekat bersin

Kisah ini diceritakan oleh KH AL-Ny. Hj. SNA, Kedunglumpang, Salaman, Magelang.

Suatu hari ditahun 1980 dalam perjalanan menggunakan kereta api arah Jakarta tujuan Yogyakarta seorang pemuda bersin di kursinya. Diapun bertahmid, “Alhamdulillah.”

Sedetik kemudian terdengar suara dari seberang tempat duduknya, suaranya lirih namun tegas, “Yarhamukallaah.”

Si pemuda mendengarnya jelas lalu kembali menjawab, “Yahdikumullah, wa yushlihu baalakum”, lalu menoleh. Yang dia lihat adalah jilbab putih, yang wajahnya menghadap ke jendela seolah memperhatikan pemandangan di luar kereta.

Ini tahun 1980-an. Jilbab adalah permata firdaus di gersangnya dakwah. Dan ucapan “Yarhamukallaah” adalah ilmu yang langka. Keduanya terasa surgawi.

Tak lama si pemuda menyobek kertas dari buku agenda lalu diambilnya pulpen di tasnya. Diberikannya pada muslimah itu. "Assalamu'alaikum.... Dik, ujarnya, “Tolong tulis nama Bapak Anda & alamat lengkapnya.”

Wanita itu terkejut dan menjawab. "Walaikumussalam tapi buat apa?”, tanyanya dengan wajah sedikit takut.

“Saya ingin menyambung ukhuwah & thalabul ‘ilmi kepada beliau”, ujar sang pemuda. “Amat bersyukur jika bisa belajar dari beliau bagaimana mendidik putra-putri jadi Shalih & Shalihah.”

Masih ragu, namun entah kenapa wanita itupun menuliskan sebuah nama & alamat.

“Kalau ada denahnya lebih baik”, tambah si pemuda.

Beberapa hari kemudian, pemuda itu mendatangi alamat yang tertulis di kertas. Diketuk pintunya, dia ucapkan salam. Seorang bapak berwajah teduh & bersahaja menyambutnya.

Setelah disilakan duduk, sang bapak bertanya, “Anak ini siapa & ada perlu apa?”

Dia perkenalkan dirinya, lalu dia berkata, “Maksud saya kemari; pertama nawaituz ziyarah libina-il ukhuwah. Saya ingin, semoga dapat bersaudara dengan orang-orang Shalih sampai ke surga.”

“Yang kedua”, sambungnya, “Niat saya adalah thalabul ‘ilmi. Semoga saya dapat belajar pada Bapak bagaimana mendidik anak jadi Shalih dan Shalihah.”

“Yang ketiga”, di kalimat ini dia agak gemetar, “Jika memungkinkan bagi saya belajar langsung tentang itu di bawah bimbingan Bapak dengan menjadi bagian keluarga ini, saya sangat bersyukur. Maka dengan ini, saya beranikan diri melamar putri Bapak.”

“Lho Nak”, ujar si Bapak, “Putri saya yang mana yang mau Anak lamar? Anak perempuan saya jumlahnya ada 5 itu?”

“BismiLlah. Saya serahkan pada Bapak, mana yang Bapak ridhakan untuk saya. Saya serahkan urusan ini kepada Allah dan kepada Bapak. Sebab saya yakin, husnuzhzhan saya, bapak sebagai orang Shalih, juga memiliki putri-putri yang semua Shalihah.”

“Lho ya jangan begitu. Lha anak saya yang sudah Anda kenal yang mana?”

“Belum ada Pak”, pemuda itu nyengir.

Orangtua itu geleng-geleng kepala sambil tersenyum bijak.

“Sebentar Nak”, kata si Bapak, “Lha Anda bisa sampai ke sini, tiba-tiba melamar anak saya itu ceritanya bagaimana?”

Pemuda itupun menceritakan kisah perjumpaannya dengan putri sang Bapak di Kereta. Lengkap dan gamblang.

Sang bapak mengangguk-angguk. “Ya kalau begitu”, ujar beliau, “Karena yang sudah Anda nazhar (lihat) adalah anak saya yang itu; bagaimana kalau saya tanyakan padanya kesanggupannya; apakah anak juga ridha padanya?”

Pemuda itu mengangguk dengan tersipu malu.

Singkat cerita, hari itu juga mereka diakadkan, dengan memanggil tetangga kanan-kiri tuk jadi saksi. Maharnya? Pena yang dipakai pemuda itu meminta alamat sang Bapak pada gadis di kereta yang akhirnya jadi isterinya, ditambah beberapa lembar rupiah yang ada di dompetnya.

Hingga kini mereka dikaruniai 6 putra-putri. Satu putra telah wafat karena sakit setelah mengkhatamkan hafalan Qurannya. Lima yang lain, semua juga menjadi para pemikul Al Quran.

Pasangan yang tak lagi muda itu, masih suka saling menggoda hingga kini. Itu tak lain, karena sang suami memang berpembawaan lucu.

“Salim”, ujarnya pada suatu hari, “Bibimu ini lho, cuma saya bersin-i saja jadi istri. Lha coba kalau saya batuk, jadi apa dia!”

Saya terkekeh. Dan lebih terbahak ketika bibi saya itu mencubit perut samping suaminya. “Kalau batuk”, ujar Hafizhah Qiraat Sab’ah ini, ingin bercanda tapi tak dapat menahan tawanya sendiri, “Mungkin beliau jadi sopir saya!”

Ya Allah; jagalah mereka, sebab mereka menjaga KitabMu di sebuah pesantren sederhana di pelosok negeri ini.

——

Kisah Paman kami KH AL-Ny. Hj. SNA, Kedunglumpang, Salaman, Magelang.

Dalam sebuah perjalanan kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta, tahun 1980-an; pemuda itu bersin di kursinya. Diapun bertahmid, “Alhamdulillaah.”

Dari seberang tempat duduknya terdengar suara lirih namun tegas, “Yarhamukallaah.”

Maka diapun menjawab, “Yahdikumullah, wa yushlihu baalakum”, lalu menoleh. Yang dia lihat adalah jilbab putih, yang wajahnya menghadap ke jendela.

Ini tahun 1980-an. Jilbab adalah permata firdaus di gersangnya dakwah. Dan ucapan “Yarhamukallaah” adalah ilmu yang langka. Keduanya terasa surgawi.

Maka bergegas, disobeknya kertas dari buku agenda & diambilnya pena dari tasnya. Disodorkannya pada muslimah itu. “Dik”, ujarnya, “Tolong tulis nama Bapak Anda & alamat lengkapnya.”

Gadis itu terkejut. “Buat apa?”, tanyanya dengan wajah pias lagi khawatir.

“Saya ingin menyambung ukhuwah & thalabul ‘ilmi kepada beliau”, ujar sang pemuda. “Amat bersyukur jika bisa belajar dari beliau bagaimana mendidik putra-putri jadi Shalih & Shalihah.”

Masih ragu, gadis itupun menuliskan sebuah nama & alamat.

“Kalau ada denahnya lebih baik”, sergah si pemuda.

Beberapa hari kemudian, pemuda itu mendatangi alamat yang tertulis di kertas. Diketuk pintunya, dia ucapkan salam. Seorang bapak berwajah teduh & bersahaja menyambutnya.

Setelah disilakan duduk, sang bapak bertanya, “Anak ini siapa & ada perlu apa?”

Dia perkenalkan dirinya, lalu dia berkata, “Maksud saya kemari; pertama nawaituz ziyarah libina-il ukhuwah. Saya ingin, semoga dapat bersaudara dengan orang-orang Shalih sampai ke surga.”

“Yang kedua”, sambungnya, “Niat saya adalah thalabul ‘ilmi. Semoga saya dapat belajar pada Bapak bagaimana mendidik anak jadi Shalih dan Shalihah.”

“Yang ketiga”, di kalimat ini dia agak gemetar, “Jika memungkinkan bagi saya belajar langsung tentang itu di bawah bimbingan Bapak dengan menjadi bagian keluarga ini, saya sangat bersyukur. Maka dengan ini, saya beranikan diri melamar putri Bapak.”

“Lho Nak”, ujar si Bapak, “Putri saya yang mana yang mau Anak lamar? Anak perempuan saya jumlahnya ada 5 itu?”

“BismiLlah. Saya serahkan pada Bapak, mana yang Bapak ridhakan untuk saya. Saya serahkan urusan ini kepada Allah dan kepada Bapak. Sebab saya yakin, husnuzhzhan saya, bapak sebagai orang Shalih, juga memiliki putri-putri yang semua Shalihah.”

“Lho ya jangan begitu. Lha anak saya yang sudah Anda kenal yang mana?”

“Belum ada Pak”, pemuda itu nyengir.

Orangtua itu geleng-geleng kepala sambil tersenyum bijak.

“Sebentar Nak”, kata si Bapak, “Lha Anda bisa sampai ke sini, tiba-tiba melamar anak saya itu ceritanya bagaimana?”

Pemuda itupun menceritakan kisah perjumpaannya dengan putri sang Bapak di Kereta. Lengkap dan gamblang.

Sang bapak mengangguk-angguk. “Ya kalau begitu”, ujar beliau, “Karena yang sudah Anda nazhar (lihat) adalah anak saya yang itu; bagaimana kalau saya tanyakan padanya kesanggupannya; apakah anak juga ridha padanya?”

Pemuda itu mengangguk dengan tersipu malu.

Singkat cerita, hari itu juga mereka diakadkan, dengan memanggil tetangga kanan-kiri tuk jadi saksi. Maharnya? Pena yang dipakai pemuda itu meminta alamat sang Bapak pada gadis di kereta yang akhirnya jadi isterinya, ditambah beberapa lembar rupiah yang ada di dompetnya.

Hingga kini mereka dikaruniai 6 putra-putri. Satu putra telah wafat karena sakit setelah mengkhatamkan hafalan Qurannya. Lima yang lain, semua juga menjadi para pemikul Al Quran.

Pasangan yang tak lagi muda itu, masih suka saling menggoda hingga kini. Itu tak lain, karena sang suami memang berpembawaan lucu.

“Salim”, ujarnya pada suatu hari, “Bibimu ini lho, cuma saya bersin-i saja jadi istri. Lha coba kalau saya batuk, jadi apa dia!”

Saya terkekeh. Dan lebih terbahak ketika bibi saya itu mencubit perut samping suaminya. “Kalau batuk”, ujar Hafizhah Qiraat Sab’ah ini, ingin bercanda tapi tak dapat menahan tawanya sendiri, “Mungkin beliau jadi sopir saya!”

Ya Allah; jagalah mereka, sebab mereka menjaga KitabMu di sebuah pesantren sederhana di pelosok negeri ini. Aamiin

______________________

Jodoh adalah rahasia Ilahi, setiap kita akan berbeda dipertemukan dengan jodoh kita. Namun lepas dari itu semua ingatlah pesan Rasulullah SAW dalam memilih jodoh, yakni:

Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang bagus agamanya agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim).

Sama halnya dengan wanita, pilihlah suami yang bagus agamanya.

Wallahu'alam.. Silakan bagikan jika bermanfaat. Wassalamhttp://caritemandanjodoh.blogspot.co.id/2015/07/kisah-nyata-mendapat-jodoh-karena.html

Selasa, 02 Mei 2017

Sempat berfikir bahwa dunia itu luas
dan bahkan luas tiada batas.
tp kini sadar dan menyadari bahwa dunia itu sempit
dan terlalu sempit untuk mengenalmu.

Sempat berfikir bahwa hidupku akan berubah 
berubah sperti yang aku inginkan, menari dan bahkan menari lebih indah
dan kini akhirnya aku sadar, tarian itu indah memang lebih indah, tapi tak untuk dinikmati.
Apalah daya hatiku ini, hanya bisa memohon dan berdoa. 
Itupun hanya bisa berharap, berharap dikabulkan oleh yg maha kuasa
Tapi, aku menaruh keyakinan pada Rabku . Yakin bahwa ia tak akan menolak permintaanku. Semoga...